4 |
﴾إِنَّ التَّوْفِيقَ مِنَ اللهِ سُبْحَانَهُ َتَعَالَى﴿ |
٤ |
2. Ism Gairu Munṣarif |
٢) أَلْمَمْنُوعُ مِنَ الصَّرْفِ |
Kebanyakan ism nakirah mempunyai tiga bentuk (triptotes); namun, ada juga ism yang tidak menggunakan Tanwīn (gairu munṣarif) dan hanya mempunyai dua bentuk (diptotos) ketika نَكِرةٌ, meskipun, kata tersebut mempunyai tiga bentuk (triptotos) dalam keadaan مَعْرِفَةٌ :
|
Triptotos |
Diptotos (nakirah) |
Diptotos (maʻrifah) |
|
أَلرَّفْعُ |
N. |
|||
أَلْجَرُّ |
G. |
|||
أَلنَّصْبُ |
A. |
Dalam daftar kosakata ism gairu munṣarif berḥarakat Ḍammah pada akhir kata: خَزَائِنُ
Sebagai konsekuensinya, ism gairu munṣarif nakirah tidak bertanwīn, dan mempunyai bentuk akhir yang sama dalam keadaan jarr dan naṣb. Sebagian besar dari bentuk ism gairu munṣarif ini terdiri dari jamak taksīr dan bentuk kata sifat أَفْعَلُ / فَعْلَاءُ, yang biasanya menunjukkan warna atau sifat cacat tubuh.
jalan |
fawāʻilu |
|||
posisi |
mafāʻilu |
|||
lampu |
mafāʻīlu |
|||
lemari |
fa‛ā‘ilu |
|||
jendela |
faʻāʻīlu |
|||
cendekiawan |
fuʻalā’u |
|||
hitam (lk./pr.) |
afʻalu / faʻlā’u |
|||
sangat bodoh (lk./pr.) |
afʻalu / falā’u |
١٢، ١٣، ١٤، ١٥، ١٦، ١۷، ١۸، ٢٠، ۲١
68