14

إِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ﴿

١٤

5. Ungkapan Klausa Relatif dan Partisipel

٥) ألْجُمَلُ الْمَوْصُولَةُ وَاسْمُ الْفَاعِلِ وَاسْمُ الْمَفْعُولِ

Klausa relatif (jumlah mauṣūlah) dapat disusun dengan menggunakan ism fāʻil dan mafʻūl tanpa ḍamīr mauṣūl. Kaidah berikut berlaku: jika ism adalah maʻrifah maka ism fāʻil dan mafʻūl harus maʻrifah, begitu pula jika ism adalah nakirah maka ism fāʻil dan mafʻūl juga nakirah.

364

14

إِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ﴿

١٤

Subjek jumlah mauṣūlah sama dengan subjek klausa utama:

jumlah mauṣūlah:

jumlah mauṣūlah:

secara harfiah: buku yang terdapat padaku

secara harfiah: buku yang telah terdapat padaku

أَلْكُتُبُ الَّتِي تُوجَدُ عِنْدِي

أَلْكُتُبُ الَّتِي كَانَتْ تُوجَدُ عِنْدِي

dengan menggunakan ism mafʻūl:

secara harfiah: buku yang ada padaku

أَلْكُتُبُ الْمَوْجُودَةُ عِنْدِي

jumlah mauṣūlah:

barang-barang yang diinginkan

barang-barang telah yang diinginkan

أَلْبَضَائِعُ الَّتِي يُرْغَبُ فِيهَا

أَلْبَضَائِعُ الَّتِي رُغِبَ فِيهَا

dengan menggunakan ism mafʻūl:

barang-barang yang diinginkan

أَلْبَضَائِعُ الْمَرْغُوبُ فِيهَا

Subjek jumlah mauṣūlah berbeda dengan subjek klausa utama:

Partisipel harus sesuai dengan posisi dan kondisinya, sedangkan jender dan jumlah menyesuaikan dengan subjeknya. Perlu diingat bahwa jamak ism tidak berakal secara gramatikal dianggap tunggal muannaṡ.

jumlah mauṣūlah:

delegasi yang selesai kunjungannya

delegasi yang telah selesai kunjungannya

أَلْوَفْدُ الَّذِي تَنْتَهِي زِيَارَتُهُ

أَلْوَفْدُ الَّذِي انْتَهَتْ زِيَارَتُهُ

dengan menggunakan ism fāʻil:

delegasi yang selesai kunjungannya

أَلْوَفْدُ الْمُنْتَهِيَةُ زِيَارَتُهُ

365

14

إِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ﴿

١٤

jumlah mauṣūlah:

laki-laki yang buku-bukunya terjual

laki-laki yang buku-bukunya telah terjual

أَلرَّجُلُ الَّذِي تُبَاعُ كُتُبُهُ

أَلرَّجُلُ الَّذِي بِيعَتْ كُتُبُهُ

dengan menggunakan ism mafʻūl:

laki-laki yang buku-bukunya terjual

أَلرَّجُلُ الْمَبِيعَةُ كُتُبُهُ

Jika kata kerja memerlukan ḥarf jarr, maka ḥarf jarr tersebut tetap menyertai ism fāʻil dan mafʻūl. Meskipun kesesuaian jender tidak nampak pada ism fāʻil dan mafʻūl, tapi tetap ada pada ḍamīr muttaṣil setelah ḥarf jarr:

Kaidah yang sama juga berlaku pada ungkapan pasif yang menggunakan preposisi(↑P13). Ism fāʻil dan mafʻūl dalam bahasa Arab tidak menunjukkan waktu, tapi dapat dilihat dari konteksnya.

366